Cukup, Sudah dan Baiklah
Matahari, Menyinari, Sebentar ini bukan baris lirik untuk menari-nari. Kenari, Kiwi. apalagi yang bisa disandingkan yang memiliki akhiran berarti, Siapa pula Sapu Lidi? kala Jam dinding memutar jarum kecilnya menuju pagi hari, Lelah.. Lelah..Lelah.. Basah bukan berarti harus dikeringkan, biarkan menjadi kerak dan mengering. Terduduk di sudut, celingak-celinguk takut ada yang mengamati, padahal sudah selesai dua paragraf sendiri. Tik dan Tok, Kemana pula arah kakiku akan pulang malam ini? (Ganti lagu dulu sebentar) Malah jadinya ganti laman saja, biar cepat disalin lalu tempel. Mata Sepat, jarak liburan dan hari-hari nyata begitu seperti karet, Melar gak kelar-kelar. Manalagi, tempat yang bisa dikunjungi hanya untuk menulis puisi-puisi basi? kini malam bagi peraduan, pagi bagaikan candu malu-malu, siang telah jadi rute banting tulang. sore? saatnya hore-hore sedikit, sambil mengernyit kapan hari jadi sempit? Sampai kapan, ku harus merindu, dengan isi kepala absurd yang...