Hitam dan Putih Milo Dingin
Hari itu, Alana berjalan menaiki tangga. Panasnya kota Jakarta tak menghentikan langkahnya untuk mencapai lantai empat di kampusnya. Ia berjalan dengan sejuta harap. Ia tak pernah secemas itu.. Alana terus berjalan ke sisi sebelah kiri, menuju lorong yang gelap dengan ruangan kecil di sebelah kanan..di depan pintu ia menunggu duduk di sebuah bangku. Alana melirik jam tangannya, menunjukkan pukul 14:05. "Oke, gw gak terlambat..." Alana duduk dengan perut yang kacau balau, terakhir ia merasakan perasaan seperti ini adalah saat pengumuman kelulusan SMPnya. Badannya menjadi dingin, ia menatap pintu yang belum terbuka, duduk-berdiri-duduk kakinya tak berhenti mengetuk lantai. Bunyi sepatu bootnya memecah keheningan lorong siang itu. Sejenak Alana mengambil nafas, menyenderkan badannya pada tembok, ia menatap langit siang itu, sangat cerah dan panas. Seraya berdoa dalam hatinya.. "Semoga dilancarkan...semoga dilancarkan.." Setengah jam berlalu, pintu yang di...