Kala Hujan, Kita Dipertemukan. #1
Hujan mendekatkan, menjauhkan, dan menemukan. Hujan turun, Jakarta pagi berantakan, tak terbanyangkan merebaknya kendaraan di segala sisi arah. Mobil berburu tempat mendahului tapi tak akan sempat. Sepeda motor datang dari segala, mengisi sempit bahu jalan menghantam trotoar. Berpacu dengan kemacetan, langit Zeus pun kian menghitam kelam berangin lalu dibarengi dengan air mata para dewa dewi olimpus. Kalau jam tangan perak itu tak menunjukkan pukul 06:00 semuanya tak akan menyangka itu adalah pagi hari.. Sepeda motor itu berhenti di pertigaan pondok indah. Di sebuah warung rokok, ia mengibas-ngibaskan jaketnya. Mulutnya tak berhenti mengucapkan kalimat sumpah serapah. "Bajingan! ujan pagi-pagi bikin semua berantakan!" sambil menyalakan sebatang rokok. Asap mengepul hilang tersapu rintik air. Bau tembakau semerbak ke seluruh warung. Di sudut jalan ada pengamen yang berteduh sambil memeluk gitarnya. Pemuda itu terus merokok menunggu redanya hujan. ---sementara---------...