MESIN WAKTU
apa perlu aku jadi cenayang?
sehingga aku mengerti apa yang kau mau, sayang...
sebesar ego ku menarik nelangsa di kala siang
tak serumit logikaku menghempas dikala gersang
ku pinjam ilalang menggelitik romamu
mengintip rerumputan kurekam tawamu
angin berhembus ramah, menitipkan rindu
bisakah dari awal lagi kita bertemu?
hamparan bintang mewakili bayanganmu
hanyut aku diambang batas warasku
kau terlalu jauh dari garis horisonku
tak kuasa mata rapuh menarik pandanganku
aku, tak mau kau juga perawakanmu ragu
satu saja peluru bisa membinasakan anganku
jari ini sudah terlalu rapuh
hati ini kehabisan benteng kesabaran
bisakah kita mulai dari awal lagi?
disaat memegangmu seketika menghamburkan oksigenku...
melebur, menjadi butiran rindu,
yang menggebu-gebu.
sehingga aku mengerti apa yang kau mau, sayang...
sebesar ego ku menarik nelangsa di kala siang
tak serumit logikaku menghempas dikala gersang
ku pinjam ilalang menggelitik romamu
mengintip rerumputan kurekam tawamu
angin berhembus ramah, menitipkan rindu
bisakah dari awal lagi kita bertemu?
hamparan bintang mewakili bayanganmu
hanyut aku diambang batas warasku
kau terlalu jauh dari garis horisonku
tak kuasa mata rapuh menarik pandanganku
aku, tak mau kau juga perawakanmu ragu
satu saja peluru bisa membinasakan anganku
jari ini sudah terlalu rapuh
hati ini kehabisan benteng kesabaran
bisakah kita mulai dari awal lagi?
disaat memegangmu seketika menghamburkan oksigenku...
melebur, menjadi butiran rindu,
yang menggebu-gebu.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus