surat untuk Zeus, maaf aku menghilang dari radar

banyak yang aku lewatkan hampir beberapa bulan ini, aku tidak serajin dulu menulis surat kepadamu lagi Zeus, maafkan...ya banyak sekali yang terlewatkan, seakan portal tak terbuka beberapa bulan, antara kau dan aku, kata-kata tiap malam itu seakan lenyap, aku mohon ampun..
aku tak tahu harus memulai cerita dari mana, pencuri hati yang begitu keji, atau kawanan baru yang menyenangkan, atau mungkin momen -momen kehilangan rasa waras yang, ah sudahlah untuk apa di sesali?
sore yang syahdu ini, aku mohon permisi menuliskan sepucuk surat untukmu, bukan lagi mengenai senja aatau dia yang hanya menawarkan mimpi palsu itu, sungguh aku kecewa bukan kepalang pada dirinya, ia dia si ransel biru yang tempo hari aku ceritakan kepadamu,
namun aku menemukan kepingan hidupku yang baru, teman-teman yang menyenangkan nya tak terbantahkan lagi, aku butuh waktu beberapa lama untuk menyadari bahwa hidupku ternyata berharga, maafkan aku begitu lambat decoding nya,
oh zeus, aku akan menceritakan sedikit cerita tentang bagaimana kami menghabiskan waktu hingga subuh, atau hanya sekedar hujan-hujanan, bukan aku hendak bermain tidak aman, tapi sejak kapan dia begitu menarik perhatian? namun awalnya kami kira hanya sebatas partner bertukar pikiran.
hari-hari itu dan tanpa ada yang tahu hanya aku, dan aku tak berharap banyak dia mengingatnya, tak apa. aku tahu kapasitas kepekaan. entah kapan dia menjadi the apple of my eye, begitulah kata salah satu lirik lagu dari Stevie Wonder. apakah ini yang aku rasa? tapi jujur saja, aku tak ingin dibuat pusing kali ini. terlanjur nyaman dengan kesendirian, barangkali dia juga tak akan menyadari bahwa terkadang aku memperhatikan nya dalam diam.
entahlah, Jason Mraz pun tak bisa menjelaskan, kenapa jadi dia sih?
ah sebenernya bukan itu yang aku ingin tumpahkan, tak ingin melulu mengenai cinta, atau apalah itu dengan kroni-kroni nya, demi langit mu yang luas, aku sangat bahagia saat merasakan kaki ku dengan ringan nya melangkah, meghabiskan waktu dengan orang-orang yang istimewa, seakan aku akan dibawa lari oleh angin, terimakasih. setelah kepergian si pembawa mimpi palsu ransel biru itu, aku harus mengakuinya, hidupku jauh lebih baik, dan....bahagia. mungkin ini puncak rasa luka, yang akhirnya bertransformasi menjadi rasa suka tak banyak yang bisa sebagus ini mungkin, tapi aku rasa, aku salah satu yang terbaiknya dan aku sangatlah bahagia......













dari yang selalu mencintaimu Zeus.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

no need...to

siapa kamu? dan kenapa ? (lagi dan selalu..)

tidak semua harus diberi judul kan? #8