Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2013

hanya saja...

sebenarnya, ada hal yang ingin ku tuliskan sejak lama.. sejak siang terik itu, ketika diriku masih sibuk dengan pita.. hanya saja, semesta tak pernah memberikan kesempatan itu. sosok yang menarik perhatian tidak lebih dari sepuluh menit..aneh rasanya, ketika membiarkan selentingan keinginan ingin memiliki nya di dalam hati. tetapi, saat itu semesta belum berpihak pada kita. sebenarnya, ada hal yang ingin ku ungkapkan lewat kata sedari pertama aku mendengar suara..entah warna ransel biru itu selalu mencuri perhatian ku, ah tapi sudahlah..berkali-kali aku menyadarkan kepala ini bahwa itu tak akan mungkin menjadi harapku. jangan berbesar rasa..karena sebenarnya, ini lebih parah daripada itu. yang memenangkan hatiku, bukan dia yang terlihat misterius seperti hantu, atau dia yang penuh perhatian layaknya guardian. yang memenangkan hatiku sejak dulu adalah tingkah laku nya..berkating di panggung sandiwara, entahlah..dia selalu menjulang ketika aku melihat pertunjukannya. semusi

harta karun.

sesaat ingin kau membuka jendela..membiarkan nya mengganti sirkulasi udara di dalam nya sesaat kau ingin membuka pintu membiarkan siapapun berlenggak masuk kedalam nya sesaat kau ingin menghempaskan tirai, mencoba memberi celah sinar untuk masuk lewat ventilasi sesaat kau memberikan harapan yang terlampau indah bak sang jutawan yang sedang mabuk kepayang diriku tak membiarkan semua terbuka terpampang nyata seperti si pengusap kepala atau si aneh tak bersahaja.. dia sengaja kusimpan, jauh dari loker momor 73. sengaja ku selipkan di tumpukan arsip.membiarkan nya tampak sama seperti kebanyakan  seperti menemukan jarum di tumpukkan jerami, maka dari itu tangan ini tak sanggup melukai. begitulah sang angin berhembus kabar sore ini.. ketika penyembuh itu ada di depan mata, tetapi kau membiarkan trauma itu lebih mega daripada sebelumnya. jadi, untuk apa selama ini kau ku pelihara?

strong as a soldier....

semua orang pernah merasa kecewa, ketika ekspetasi tak seperti yang diminta, di saat perikiraan tak sesuai angan dan ketika prediksi sama halnya seperti fiksi.. semua orang pernah kecewa terhempas oleh para doa yang mungkin saja lupa untuk di beri penyedapnya. semua orang pernah kecewa, hingga semuanya seperti untaian kata-kata tanpa aksara.. tapi, apa semua orang yang pernah kecewa tak berhak bahagia? mencoba meruntuhkan tembok ketidakyakinan dan juga pembatas keterpurukan.. semua nya berhak berwarna setelah sekian lama tak bernyawa. semua orang pernah merasa kecewa..ketika semua tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.

rasa...

rasanya seperti menggelitik...seperti senyum yang ditarik-tarik. pipi ini tak pernah bisa berhenti bersemu merah, ketika mengetahui bahwa matahari itu ada. rasanya seperti semua terasa jauh lebih lega, ketika menyadari ternyata memang semua itu nyata. semua yang pernah terlewat tak pernah berkata dikata sempat, namun akhirnya bahagia hingga akhirat. berbeda dari kedua yang sebelum nya, seperti menemukan kembaran didirku. lengkap tapi tak cukup untuk dikatakan kurang..rasanya seperti bercermin di depan bayanganku sendiri. apa ini? apa ini yang namanya menemukan kepingan hati, patahan tulang rusuk ini akan kembali ke pada susunan nya, tak terlalu bengkok namun juga tak lurus menikam. rasanya hangat, setiap kali mata ini terjaga untuk tetap melihat. rasanya seperti menemukan rumah, di saat pagar sudah mulai terkunci.. ini berbeda, sangat berbeda..rasanya seperti diri sendiri. sepertinya aku menemukan dia. rasanya sangat sejuk, lebih sejuk daripada hembusan angin yang

surat untuk langit.

demi penguasa langit yang luas. disini utusan mu sedang merasa ketakutan. bisakah kau kirim pelindung, perisai, tutup panci, atau tudung saji untuk mentamengi diriku.. demi penguasa langit yang luas, perteballah dinding untuk memperkuat pondasi pertahanan ku, jangan lupa adukan semen dan pasir nya harus seimbang, sehingga dinding tidak retak akibat komposisi bahan yang tidak sama demi penguasa langit yang luas, aku tidak berbohong bahwa saat diriku mengirimkan surat ini, semua nya carut marut. namun aku tahu kau akan mengirimkan ribuan guardian dari atas sana. demi penguasa langit yang luas, utusan mu membutuhkan lebih banyak perisai...yang di bekali percaya, dan ikhlas menerima. dari bawah sana, untuk Zeus tercinta.

pasir berbisik

semula aku tidak akan memasukan sudut pandang diriku disini. tidak juga kamu, dia ataupun ia yang menjadi bahan cerita utama kita sebenarnya banyak selentingan berita yang tak tepat pada tempat nya mencoba mengutarakan namun terbantahkan kepada siapa lagi isi pikiran ini coba di sandarkan? ketika jiwa ini ternyata lebih luas dan dalam dari lautan.. entahlah, membiarkan semua pemikiran ini tenggelam oleh zaman dan keluar dari zona nyaman banyak hal yang sepertinya harus di perdalam...bukan cuma khayalan, atau sebuah ikatan ini tak bercerita tentang kamu, dia ataupun ia.. ini hanya sudut pandang diriku tentang fatamorgana yang berlapis kecewa. dan pasir pun berbisik....

kematian.

apakah kau pernah membenci seseorang dan berharap dia mati setiap kau melihat nya, lalu doamu menjadi kenyataan, dan bagaimana perasaan mu? padahal sehari sebelum nya orang itu menelpon dirimu, dan itu merupakan suara terakhir yang kau dengar keluar dari mulutnya..lalu bagaimana? kamu merasa senang? bahagia? atau bersyukur karena tiada lagi yang harus kau maki dan caci saat ia datang dan muncul di hadapan mukamu? kenyataan nya tidak. perasaan aneh seketika mengkungkung mu. membuat mu sangat tak nyaman, lebih pada saat kau masih menatap ia dalam keadaan bernyawa. dadamu seketika terasa panas, dan matamu berair. apa kah kamu tahu rasanya menahan air mata yang tak pantas dijatuhkan? rasanya lebih sulit ketika kaumenghindar dari orang yang kau benci itu. apakah kamu menysali semua sumpah serapah mu? atau kau biarkan saja itu berlalu dan kau melihat nya tersenyum dalam kaku? tidak, tidak seperti itu. sedetik ataupun semenit kedepan, kaki mu akan lemas..bukan merasa mena

tujuh belas yang ke enam.

sudah menginjak angka enam. sengaja aku tak ingin menuliskan nya dalam bentuk angka sesungguhnya, terlalu singkat. apa kabar? bukan lah pertanyaan yang pantas untuk di tanyakan sekarang, namun lebih ke doa-doa pengantar agar kau tetap bisa berdiri tanpa diriku. ya, aku sangat dan mengenal dirimu jauh daripada bayangan mu sendiri. jangan kan untuk mengetahui kesenangan mu, menyadari kecerobohanmu lima detik sebelum kau melakukan nya pun aku sudah tau. semoga...dia bisa lebih mengingatkan dirimu tentang itu. sudah bukan rindu yang menyayat pikiran lagi sekarang, hanya sebuah semboyan sedikit kata di dalam nya, tak mengharap tak juga mencela. bukankah ada yang berfikir bahwa jika kita mencintai seseorang maka jangan sampai menyakiti nya? ikhlas dan rela lebih mendominasi di fase kelipatan tiga yang kedua ini. tak ada lagi cemburu..tak ada lagi haru, yang ada kini adalah permintaan agar kau selalu selamat dalam langkah mu. apa yang terlihat tak seperti kelihatan nya, mungkin kamu

refleksi

Entah mengapa barisan bintang diatas sana kini memudar..tidak seterang ketika diriku begitu gelap di peluk oleh kekecewaan Berkali-kali aku mencoba untuk tidak memakai hati. Tapi ternyata separuh nya hampir di milikki oleh dirimu sekarang. Dimiliki oleh seeorang yang bahkan belum mampu melepaskan bayangan nya.. dimiliki oleh orang yang terlalu sibuk menjaga agar bayangan nya tidak rusak Sementara tanpa ia sadari... ia telah merusak rencana yang sudah ada di depan nya... Terkungkung hampir beku di dalam ruang merasa bersalah..hingga menghiraukan penyembuh yang tanpa sengaja ia rekrut untuk membenarkan perasaan nya yang carut marut. Tapi apa sekarang? Bayangan nya lah yang menghambatnya Entah sampai kapan, yang jelas...kau tahu siapa yang aku perbincangkan..