Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2016

Tak Ada Buku Manual untuk Menjadi Dewasa

Akan ada saatnya kita merasa hari berlalu begitu cepat, dari pagi yang kita curi-curi hanya untuk memejamkan mata barang sebentar lagi. Kepada setiap siang yang kita ulur-ulur di waktu libur agar ia tak cepat bertemu dengan sore lalu berganti malam, paling tidak cukuplah untuk makan es buah tanpa teringat tugas anak buah yang bikin kepala mau pecah.. Sama halnya, dengan setiap permasalahan yang muncul silih berganti seakan tak pernah kosong mengisi rak-rak yang hampir sesak dikala semua tekanan memuncak. Masih ingatkah ketika permasalahan memilih warna hijau atau biru untuk mewarnai gambar gunung? namun sekarang, memutuskan untuk terus bertahan dengan budgeting juga tekanan deadline yang harus tampil sempurna. Rasa-rasanya, masih kemarin kaki-kaki ini berlari untuk mengejar layangan, bukan sibuk naik turun tangga penyebrangan.. Kita seperti berada pada satu lorong dimana pemandangan kanan kirinya adalah kolase-kolase ingatan yang hampir memudar, tentang keluarga yang tinggal

Mengapa Suka Menulis?

Gambar
Oke, ya! sebuah postingan random kali ini disponsori dengan lagu I Want You Back dari The Jackson Five yang delay satu menit karena si Toshi kebanggan Saya ini sudah hampir memasuki usia remaja dewasa, begitulah para Psikolog menyebutnya. Jika melihat latar lagu yang sedang mengalun mengiringi Saya membuat tulisan ini sekilas akan terlihat seperti tulisan-tulisan cinta yang biasa menjadi pengisi blog yang umurnya barulah sama dengan keponakan Saya yang lagi girang-girangnya menonton kartun di Youtube, huh zaman sudah berubah. Omong-omong, I Want You Back dari The Jackson Five ini tak salah menjadi pemandu lagu untuk tulisan Saya kali ini, karena bahasannya tentang ya..permohonan, permohonan untuk sesuatu kembali yang tak mungkin lagi terjadi, dalam hal apapun. Itu pula lah yang menjadi dasar kenapa Saya tetap menulis, walau sejuta cerita-cerita kehidupan menuntut Saya untuk menjadi orang normal yang harus menghabiskan waktu di dalam rutinitas yang selalu saja membuat jantung terp

Ini Bukan Penawaran Asuransi

Jika kamu meminta makhluk ini untuk romantis, maka ia akan menjadi gula terpahit yang pernah kamu temui di dalam segelas kopi yang hampir dingin, ia tak pintar menjelaskan huruf-huruf manja dan juga kalimat penuh gombalan asmara, yang hanya membuatnya memutar balikan kepalanya seperti wayang golek lepas mur... Jika kamu memohon kepada makhluk ini untuk bisa lembut dan berkata penuh unsur-unsur menggoda, ia akan menjadi balok kayu yang paling keras dan siap menghantammu hingga jantungmu hampir berhenti berdetak, jangan sekali-sekali mencobanya. Jika kamu bertanya kepadanya hal terindah apa yang pernah terjadi di dalam hidupnya, ia akan menjawabnya dengan kenanangan-kenangan penuh duri juga cerita mengenai derita yang sama sekali tak membuatmu nafsu makan pada malam hari. Jadi, masih maukah kau menyeka air matanya ketika ia mati-matian membentengi dirinya yang sekeras baja itu? masih maukah kau menjadikannya rumah untuk pulang dan membuatmu melepas segala rindu yang terbengkalai

Dan Senja Pun Berdoa

Awal Tahun 2047, Tak seperti biasanya, yang normal pasti langsung akan digambarkan dengan aksara-aksara mencerminkan rasa bahagia, atau bahkan langsung mengutuk dengan kalimat-kalimat penuh lara. Tepat seminggu setelah tatap muka, atau kurang dari sebulan berjumpa mata. Namun, kali ini Senja membiarkannya menutup mata hingga pertemuan bulan separuh yang kelima. Bukan kehabisan inspirasi atau tanda baca, hanya saja Senja seperti membentengi dirinya sendiri sama ketika ia akan bertemu dengan Petang atau sekedar tegur sapa dengan Malam. Jadi, yang Senja tau selama ini ia hanya mencoba memagari dirinya dengan dinding es, dingin namun bisa meleleh..hanya saja butuh waktu. Baru kali ini, Senja mengulur waktu dan mencari sudut kota terbaru untuk merangkum dalam sebuah paragraf, semua yang terekam di kepalanya yang tersisa adalah kecepatan suara, hamparan cahaya dan dinginnya angin yang menusuk tengkuk lehernya. Halaman per halaman seperti menjadi satu, Senja hanya mampu menarik nafas, i