Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Langit

Tak selamanya, langit itu akan berwarna cerah, Kadang ia berwarna teduh oranye, ataupun abu-abu kelam, bahkan menghitam.. Tak selamanya, mentari akan menyinari langit itu, Kadang badai dan hujan menyambanginya sesekali.. Tak selamanya bintang muncul di langit itu, Kadang petir menyambar dan kilat beradu cahaya.. Namun tetap, yang namanya langit itu misteri. Bulan kadang bertengger indah, melebarkan umbra dan penumbranya ke penjuru arah. Tak jarang, komet dan meteor mampir, walau dalam dekade waktu yang lama... Tetap saja, langit begitu luas, dan penuh teka-teki.. Mereka yang senang menengadahkan wajahnya ke atas, sekedar untuk berdoa, atau mengucap rindu.. Langit, pun setia menunggu..merubah tiap uap harapan menjadi gumpalan awan yang terus berjalan. Tak selamanya, semua terasa bahagia, ketus dan kutukan pasti terucap begitu saja.. Namun, cinta membawanya kembali terbang mengangkasa... Seluas langit, sekokoh langit, seteduh fajar, dan sehangat malam-malam di negeri tropi

One Fine Day

Gambar
You'll never know where your steps take you, You were lost, and then found. You were blind, and then you realized. Roses are Red, people said. for You it was always Yellow and Orange. The song you sing, the kiss you blew. Ever ours, ever mine. You never understand, till you realize, That Forever can never be long enough... ===== https://www.youtube.com/watch?v=CBnR-YUw6ZY

Kapan Mereka Pulang?

Gambar
Source: Eskipaper.com Ada yang menunggu dengan cemas, di mana dan kapan belahan jiwa dan buah hatinya akan pulang? Nyawanya telah melayang? atau sengaja menghilang? Tak ada mata yang sanggup menatap, raut muka mereka yang penuh harap.. Kapan dan dimana yang terkasih akan kembali berkumpul dengan keluarga. Tak letih, beribu jalan ditempuh, hanya untuk mencari hukum mana yang mampu menjadi peneduh? Akan jiwa-jiwa yang sekarang mungkin rapuh? Tak akan ada pelukan yang bisa menyembuhkan, atas raga-raga yang hilang seakan tertelan.. Jalan buntu, semua tenaga doa telah diteriakkan secara kasat mata. Namun pagar seakan terlalu tinggi dan megah untuk dirobohkan.. Bagian mana yang tak terlihat? dari ribuan Kamis dan orasi yang tak digubris.. Mereka yang tak kenal lelah, menunggu pulang mereka yang seharusnya ada di tengah-tengah hari raya, Mereka yang tak kenal letih, menanti mereka yang seharusnya ada di hari-hari penting.. Mereka yang tak kenal menyerah, mendoakan m

Cukup, Sudah dan Baiklah

Matahari, Menyinari, Sebentar ini bukan baris lirik untuk menari-nari. Kenari, Kiwi. apalagi yang bisa disandingkan yang memiliki akhiran berarti, Siapa pula Sapu Lidi? kala Jam dinding memutar jarum kecilnya menuju pagi hari, Lelah.. Lelah..Lelah.. Basah bukan berarti harus dikeringkan, biarkan menjadi kerak dan mengering. Terduduk di sudut, celingak-celinguk takut ada yang mengamati, padahal sudah selesai dua paragraf sendiri. Tik dan Tok, Kemana pula arah kakiku akan pulang malam ini? (Ganti lagu dulu sebentar) Malah jadinya ganti laman saja, biar cepat disalin lalu tempel. Mata Sepat, jarak liburan dan hari-hari nyata begitu seperti karet, Melar gak kelar-kelar. Manalagi, tempat yang bisa dikunjungi hanya untuk menulis puisi-puisi basi? kini malam bagi peraduan, pagi bagaikan candu malu-malu, siang telah jadi rute banting tulang. sore? saatnya hore-hore sedikit, sambil mengernyit kapan hari jadi sempit? Sampai kapan, ku harus merindu, dengan isi kepala absurd yang

Sampaikan dari ku pada Mu

Menjelang hari ke-14, Rasanya masih seperti mimpi anak umur belasan tahun, tiap pagi, tiap malam senyum berkembang, kadang pikiran bimbang hanya sebentar saja menyambangi, tanpa sedikit memberi corak di indahnya hari. Satu per satu, keinginan yang dituliskan di kertas lusuh, perlahan menjadi sesuatu yang nyata dan bisa diraba. Hari-hari paling bahagia ini akan terus terekam di kepala. Betapa baiknya Maha Pencipta. Satu Malam dimana semua bintang bertebaran, Kau beriku mimpi soal Nebula, hingga khayalan soal langit luas tak berbatas... Semua harap dan panjatan do'a tak luput satupun dari belaian KasihMu yang melebihi apapun. Kau berikan jelas di depan mata, betapa kecilnya sang hamba di dunia, apalah arti kesombongan dan ilmu pengetahuan bila tak diiringi dengan kerendahan hati dan rasa tahu diri. Andai bisa ku MenyembahMu lebih dari yang dapat ku lakukan saat ini. Air mata-air mata yang mengalir karena bahagia memang benar ada. JanjiMu bukan sebuah fiksi atau dongeng pe

Dingin

Dingin malam yang menusuk langsung ke tulang, rasanya... Bukankah seharusnya detik-detik ini jadi bahagia? Tapi, kok ya menyiksa ya? Apa semesta belum sepenuhnya rela? Bagaikan pinggiran aspal... Tajam, dan tak rata. Seperti tak ada harganya. Sesak, Serasa semua akan jadi sia-sia.. Masih bisakah nalar ini berkelana? Dikala yang tercinta hanya bisa memaki belaka. Aku berdua, tapi rasa bak tunggal saja. Mungkin ini pertanda, Aku yang tak bisa apa-apa...akan terus menerima hina. Walau sekuat tenaga ku kan berusaha menjadi yang bisa menerima.

Lebih

10 Tahun Kemudian.... Matanya masih saja termanis yang pernah ku tatap, dan ku larut mendengarkan semua kelakarnya. Ya, memang jenakanya yang berhasil merebut hati dan sukma. Lebih dari rindu, lebih dari apapun... Lebih. Lebih. Lebih. Dia adalah duniaku, pasang dan surutku. Hangat dan dingin yang bersamaan untukku Sesak dan ratusan geli kupu-kupu itu masih muncul. Bahkan, tulang belulangku seakan melunak. Satu hari tak pernah selalu cukup. Kau adalah samudera ku, dalam dan penuh teka teki. Kau adalah cinta yang tak ada duanya, bahkan Tuhan pun tertawa ketika kita bersama. Seluas langit, setinggi gunung, kau adalah krayon neon untuk setiap buku mewarnaiku... Hingga di ujung jalan akhirnya kita sadar, bahwa dunia terus berputar... Apa yang kita miliki sungguh memang bersinar, namun begitu getir dan nanar. Kau selamanya, dan sampai kapanpun. Air mata dan canda tawa. Selamat Berbahagia, Kau tahu aku siapa.

Rindu #2

Rindu, Kosong itu belum terisi, sampai dingin dan sesak keinginan untuk mencumbu. Rindu, Sayang yang tak berbatas itu, masih membara namun tak sempat dikobarkan. Rindu, Rasa bersalah yang kalah karena penasaran, apa perasaan ini pernah bersambut atau hanya jadi lalu... Rindu, Dekap aku, mari bertemu..karena masih ada satu rasa yang tak semu. Rindu, Terkantuk-kantuk aku mencoba mengulur waktu, agar rupamu tak hilang ditelan oleh kalbu.

Berdiri

Jumat, 26 Mei. Matahari sudah tinggi, proyek underpass kartini yang belum rapi, menghambat jalur ke tempat kerjaku hari ini. Dengan sedikit peluh yang membasahi punggung, ku coba untuk berjalan cepat menuju deretan pertokoan di selatan jakarta. Jam menunjukkan 11:33 aku rasa aku akan melewatkan sholat Jum'at ku lagi minggu ini. Berjalan menuju kedai kopi, dimana ketika kau buka pintunya harum biji kopi dan wangi krim susu langsung menyengat, beberapa pramuniaga menyapaku. "Siang pak..." Segera ku menuju pintu tengah untuk meletakkan barang bawaanku, ku seka lipatan di seragam biru gelapku, ku rapikan lipatan-lipatannya. Seorang pramuniaga menyapaku lagi "Minum dulu Pak.." "Ah, sudah tak usah..." Ku berjalan menuju pintu depan, dengan sigap mulai ku bukakan pintu dan menyapa setiap tamu yang datang.. Hariku masih panjang.. Semoga kedai kopi ini terus ramai. Aku berdiri dan memegang pintu dengan semangat.

Alana.

Alana, Seharusnya, mata menatap yang indah saja..tak seharusnya ia melihat kedua orang tuanya mendua. Saat itu ia masih remaja. Alana mencoba tak ambil pusing kepala. Alana, Rasanya seperti berjalan dengan lubang besar di dada... Mungkin itu pula yang jadikan alasan ia menghempas cinta-cintanya yang harusnya sempurna. Alana, Dipermainkan oleh rasa percaya, di salju pertama kau menitihkan air mata. Rasanya lebih dingin, beku.. Karena tak tahu harus kemana, yang terekam di kepala hanya penghianatan kedua bapak ibunya, tak hanya kepada satu sama lain, juga berbekas ke dirinya. Alana, Mungkin kau lelah,menunggu malam Sabtu yang tak sendu, dimana jemari mengelus lembut rambut. Alana, Sekeras baja, kau tolak mereka...serapuh abu, dirimu merana. Sendiri dalam lara. Alana, Bingung memang, serasa jalan pulang hanyalah lorong-lorong panjang..kakimu gemetar. Alana, Alana, Seandainya semesta mampu mendengar ringkihanmu. Tapi seakan semua lalu. Meninggalkanmu, di pojok perempatan it

FILM SERI YANG MEMBUAT HARI GUE BERSERI-SERI PART 1

Gambar
Pinterest Film besutan John Gray yang pertama kali mengudara September 2005 ini, memang punya judul yang agak serem, yaitu Ghost Whisperer. Wich is yang kalau dibahasa-kan artinya Bisikan Arwah, Bisikan Setan? Hahaha.. jangan merinding dulu ya. Pertama kali Gue nonton film ini itu ketika SD jelang SMP gitu, waktu itu sempet disiarin di salah satu stasiun TV swasta gitu, tapi..karena waktu itu masih abg baru meletus dari batu, alhasil Gue hanya sekali dua kali nonton film seri ini. TV Fanatic Diperankan oleh tante Jennifer Love Hewitt, yang emang love banget secara doi emang cantik banget Gue gak paham lagi..  Film seri ini adalah film seri pertama yang Gue suka. Entah ya, karena Gue agak terenyuh aja sama tema kisahnya yang di sini itu si Melinda Gordon diperankan oleh Jennifer Love Hewitt itu dapet semacam Gift dari neneknya..bukan! bukan kado ulang tahun, melainkan sebuah kemampuan buat bisa melihat dan berkomunikasi sama arwah yang masih belum selesai urusann