Postingan

Menampilkan postingan dari 2014

Kala Hujan, Kita Dipertemukan. #1

Gambar
Hujan mendekatkan, menjauhkan, dan menemukan. Hujan turun, Jakarta pagi berantakan, tak terbanyangkan merebaknya kendaraan di segala sisi arah. Mobil berburu tempat mendahului tapi tak akan sempat. Sepeda motor datang dari segala, mengisi sempit bahu jalan menghantam trotoar. Berpacu dengan kemacetan, langit Zeus pun kian menghitam kelam berangin lalu dibarengi dengan air mata para dewa dewi olimpus. Kalau jam tangan perak itu tak menunjukkan pukul 06:00 semuanya tak akan menyangka itu adalah pagi hari.. Sepeda motor itu berhenti di pertigaan pondok indah. Di sebuah warung rokok, ia  mengibas-ngibaskan jaketnya. Mulutnya tak berhenti mengucapkan kalimat sumpah serapah. "Bajingan! ujan pagi-pagi bikin semua berantakan!" sambil menyalakan sebatang rokok. Asap mengepul hilang tersapu rintik air. Bau tembakau semerbak ke seluruh warung. Di sudut jalan ada pengamen yang berteduh sambil memeluk gitarnya. Pemuda itu terus merokok menunggu redanya hujan. ---sementara---------

Denyut Kehidupan

Waktu, mungkin kita cenderung mengabaikannya hingga ia terbuang sia-sia. Seringkali orang dibuat gila oleh waktu, padahal ia hanya berjalan santai sesuai jalannya. Tapi, apa yang terjadi jika kita tak pernah memperhitungkan waktu? kita tak akan takut kehabisan atau kelebihan waktu, tak akan tergesa-gesa atau bermalas-malasan. Bisakah kita hidup dengan mengabaikan waktu? Ketika kita merasa ada yang konstan di sebuah keramaian trotoar jalan-jalan besar, semua orang lalu lalang takut kesiangan, atau ada yang berjalan santai karena kepagian. Kita menghamba pada pergantian detik ke menit, menit ke jam, jam ke hari, hari ke minggu, minggu ke bulan dan bulan ke tahun. Tanpa kita sadari, kita telah melewatkan banyak hal karena terlalu terpaku pada waktu. Waktu bagaikan ibu dari kehidupan, siang berganti malam semua orang memikirkan kapan gelap berganti terang, atau meresahkan satu digit di lembaran yang disebut dengan kalender. Waktu adalah uang, waktu adalah hidup, waktu adalah segalanya. A

Cerita Benci

Bagaimana nafsu bisa mengalahkan semuanya? bukannya sok suci, tapi banyak sekali pertanyaan yang menghimpit. Hampir tak waras mungkin, tak bermaksud untuk menggurui, berdiri di mimbar saja rasanya tak sudi. Apa gunanya lebih unggul jika tak dari hati? ingin menjadi pahlawan? atau menjadi bungkusan rokok di pinggir trotoar? Benci selalu dijadikan alasan, padahal diri sendiri terlalu gengsi untuk mengkoreksi. Menghujat memang jauh lebih nikmat daripada berbenah diri, sekalipun berusaha jujur, Katak yang pandai berenang pun pasti pernah tenggelam. Kenapa masih sulit berdamai dengan kepala sendiri?  Amarah rasa-rasanya sudah tak lagi menjadi sesuatu yang wah. Iri sepertinya bukan satu kata yang pas di hati, lebih ke hilang arah dan tak bergairah sepertinya. Kemana sukma-sukma berwarna yang duru hinggap di ujung hidungnya? kini yang ada hanya muram, sedikit saja tak diperhatikan, mungkin akan hilang ke dimensi lain. Berantakan...berubah menjadi puing-puing harapan dan janji palsu! Kena

Dialog Taman

Gambar
Ini adalah malam yang kita nantikan, dimana taburan bintang juga senyum sang rembulan. Di bawah lampu-lampu jalanan, di bangku taman kita melepaskan penat sejenak tentang segala sesuatu dengan waktu tenggat. Mengingat-ingat kembali pertama kita saling memuja. Aduhai senangnya melihat senyuman yang masih sama, walau garis-garis menua di wajah membentuk rahang semakin menjadi tegas dan sempurna. Aura kedewasaan terpantul dari sinar malam dan dinginnya angin bekas hujan tadi sore. terawallpaper.net Ini adalah hari yang kita idamkan, bercerita dengan segelas bajigur hangat di tangan sambil makan kacang, kita buka lagi lembaran mimpi yang dulu sempat terpatri. Kini kau sudah berdasi namun tetap tak hilang sikap teduhmu. Pembicaraan kita bukan lagi soal tata surya, melainkan sudah sampai ke tahap galaksi-galaksi lain. Dulu kita saring berebut siapa yang akan tinggal di Orion, dan kau akan selalu marah jika harus diusir jauh ke Gargantua, bahkan kita masih berpura-pura sebagai Demig

Dan Kita Sebenarnya Memilih Jalan yang Sama

Ternyata Kita menunggu di ujung jalan yang sama, hanya saja kita berselisih waktu 5 senja. Pertanyaan-pertanyaan kacangan mulai berterbangan di dalam pikiran “Kenapa baru sekarang sih? Kenapa gak dari dulu aja?,” Ribuan surat pun kita tulis tanpa saling bersinggungan. Tanpa saling mencela atau bahkan menghamba satu sama lain, tetapi alamat yang kita tuju selama ini sama. Lagi-lagi ingin menyalahkan waktu yang datang terlambat? Ketika barisan kata-kata mampu menghipnotis jiwa, ingin rasanya menampik pikiran tentang “Gue tahu loe itu something, but someday.. ” Bagaimana bisa jatuh cinta tanpa melihat rupa? Jelas saja, ini bukan kencan buta. Tetapi permainan dimensi antara ruang dan waktu dimana gravitasi yang menghubunginya. Para dewa pun terus membicarakan tentang dua manusia fana yang saling mencari tanpa bisa bertanya. Olympus pun mentertawakan dari jauh, membiarkannya anak cucu adam dan hawa ini saling menebak-nebak dalam labirin kasmaran. Inilah mungkin yang disebut d

Jiwa-jiwa yang Rusak

Jika setiap tubuh harus terisi jiwa dan terdiri dari kepingan-kepingan angan juga mimpi, wajar jika terkadang salah satu partikel itu menghilang jauh mengawang. Ketika senja terasa begitu menyakitkan menebarkan benih-benih penyesalan kemudian hilang tenggelam di gelapnya malam. Beberapa orang berperan sebagai penyembuh, atas luka lama tetapi juga berpotensi sebagai penoreh luka baru. Yang hilang akan digantikan oleh yang datang, tetapi ingatan tak lekang dimakan oleh jaman. Otak bersinergi dengan bagian terkecil dari sanubari, bagaimana bisa sebuah kalimat menghujam hati dengan darah yang pekat? Kehilangan adalah proses menerima beberapa realita yang berubah menjadi kenangan, maka tak ada mati. Apa yang paling menyakitkan dari tumbuh dewasa, selain melihat seluruh keadaan tambah menua? yaitu ketika kita mulai mengerti semuanya. Permasalahan sederhana seperti pensil tumpul sudah tak berlaku  lagi. Yang ada hanyalah rangkaian pertanyaan 'ingin jadi apa aku ke depan?" Hidup

Pengamatan #3

"Apa yang membuat kau begitu pintar? sepertinya kau adalah salah satu ensiklopedia yang hilang dari perpustakaan ilmu pengetahuan," Darus memuja tanpa henti wanita yang sedang menghabiskan susu coklat dinginnya. Tetapi Inggrid tak menjawab, wanita itu hanya tersenyum sambil mengaduk-aduk minumannya. Bandung lebih dingin sore itu, wangi bekas hujan yang menyentuh aspal menambah kesan menenangkan, sejenak Inggrid berfantasi tentang dedaunan gugur melemparkan memori-memorinya di London dua tahun yang lalu. "Kau tak menjawab pertanyaanku, Nggrid," Rupanya Darus masih saja penasaran. Tapi, Inggrid masih saja bernostalgia sambil melihat para pengojek payung membelah jalanan. Pelan-pelan Ia mendengar suara kereta bawah tanah di stasiun Westminster, lalu lalang kaki para pekerja bergerak serentak seperti penjaga istana Buckingham, lalu percakapan hangat itu mulai membingkai dikepalanya. "Kalau kau tak merasa dirimu pintar, maka pura-puralah. Bukan berpura-pura pi

Cinta Daku Aksara

Duhai oh duhai, jikalau ada sesuatu yang ingin kau persembahkan apalah itu wahai anak muda? Suara penguasa langit bergema-gema ke penjuru kepala dan juga logika. oh yang kuasa, maha mengetahui segalanya, apalah hanya dua tangan dua kaki yang hamba punya saja, tetapi melainkan ingin ku rengkuh seisi dunia beserta kroninya dengan aksara ya penguasa Duhai oh duhai, kemana kah kan kau pegi menghabiskan waktu jikalau besok adalah akhir dunia? oh yang kuasa, maha memiliki semuanya jikalau tak lagi ada kesempatan untuk menikmati lagi dunia fana, maka izinkanlah aku mati terhimpit bait-bait pesakitan dan juga pujian. dengan kalimat aku bahagia juga terluka. Duhai oh duhai, jika saja ada lagi kesempatan untuk mengulang satu impian apalah yang kan kau minta? oh yang kuasa dari seluruh rupa, apabila mungkin kan ku petik seluruh huruf dan ku beli lembaran baru tiap harinya, tapi jemari ini tak lah sempurna,, biarlah ia mengetik dan mengukir sebuah cerita, untuk warisan kelak nantinya.

Pemikiran Terbalik

Gambar
Banyak orang bilang. "Kamu adalah musik yang selalu kamu dengarkan, buku yang kamu baca, film yang kamu tonton dan makanan yang kamu makan," kalimat macam gitu sudah seringkali kita dengar. Dari di sampul notes, di situs-situs jejaring sosial mungkin sampai ke pajangan untuk dekorasi rumah. Kita terbentuk dari apa yang kita pilih dan yang tak kita pilih Tetapi, pernahkah Kalian berpikir bahwa kita juga termasuk dari apa yang tak kita pilih? Bingung ya maksudnya? oke begini analoginya : Ketika kita berada di restoran lalu kita dihadapkan dengan dua menu makanan, kebetulan restorannya menyajikan masakan Itali. Di depan Kita ada pilihan Spaghetti Bolognaise dengan saus pedas, dan Fettucini dengan saus jamur. Saat itu, Perut kita sedang mengalami masalah pencernaan. Tak ingin ambil resiko, maka dipilihlah Fettucini dengan saus jamur agar makan kenyang lambung pun tenang. Analogi selanjutnya : ketika Kita berada di sebuah toko buku, kita dihadapkan dengan pilihan buku

Jarak #2

Ada yang paling dekat tetapi terlihat sangat jauh Untuk bayangan-bayangan yang mengintip dari balik jendela Meneliti dan membesit sedikit tanya di kepala Apa yang membuat jarak begitu menyiksa? Ada yang paling dekat tetapi terlihat sangat jauh Seperti serpihan-serpihan dedaunan kering yang berserakan Terbang tanpa beban melayang-layang di pikiran Mengapa bisa nurani berdusta? Ada yang paling dekat tetapi terlihat sangat jauh Beling-beling kaca yang bercahaya dibawah sinar matahari Menusuk-nusuk kecil di kerongkongan Betapa susahnya beraksara kala duka melanda Ada yang paling dekat tetapi terlihat sangat jauh Denyut nadi yang berlomba-lomba Berdetak sabar penuh penantian Kenapa kematian begitu menyakitkan?

Mozaik #1

Jalan setapak membentang di depan, kiri dan kanan hanyalah deretan ilalang dengan langit yang siap turun hujan. Petir, tetapi tak kunjung hujan, hembusan angin dingin menusuk hingga ke tulang meniupkan daun daun maple kering ke ujung jalan. Kaki berjalan perlahan, lima langkah ada sebuah buku tua tergeletak dengan sampul kulit tua. "Memori Kehidupan" begitulah yang tertulis disampulnya. halaman pertama berisi tanda tangan penulisnya, ternyata itu buku harian. Buku harian manusia fana yang dulu terobsesi dengan dunia. Lembar kedua, potongan foto-foto tersusun rapi, ada gadis muda yang senyumnya mempesona duduk dengan manis di atas mobil tua dengan sesosok pria dewasa, mungkin ayahnya. dibawah foto tertulis. Chicago, 9 April 1987. Lelaki bertopi memeluk gadis itu dengan penuh kehangatan. disamping foto tertulis : Sebelum aku jatuh cinta dengan laki-laki lain, pria ini akan selalu menjadi cinta pertamaku, selamat ulang tahun Pap! Gerimis mulai turun, di sebelah kiri ada sebu

Berbicara Mengenai Cerita di Roadshow to Jiffest 2014

Gambar
Ada yang berbeda di hari Kamis kemarin, Semua mahasiswa khususnya kelas Fotografi Jurnalistik pindah ke lab Humas untuk mengikuti seminar. Lantas, langsung terbenak rasa ngantuk yang maha dahsyat mengikuti seminar hingga tiga jam. Tapi, akhirnya kami semua nurut untuk duduk manis di dalam ruangan. Salman Aristo memberikan ilmu tentang "Cerita" Tak sampai setengah jam, MC membuka acara, “oh ini acara dari Muvila” ucapku dalam hati. Dua narasumber ternyata sudah ada di ruangan. Adal Lala Timothy selaku, Produser dari film “Tabula Rasa” dan juga ada Salman Aristo seorang scriptwriter  dua orang yang namanya masih asing, setelah tahu oh ternyata Salman ini banyak menulis cerita dari film yang gue tonton.  Seperti Ayat-ayat Cinta, dan Laskar Pelangi. “Fakhri, kamu percaya kalau sungai Nil dan mesir itu jodoh? Atau kamu percaya kalau Fauzi Baadila dan Ulfa Karina itu juga jodoh?” (sudah…sudah…) Seminar Roadshow to Jiffest 2014 Salman Aristo memberikan ilmunya secar

Menikmati City Tour, Bus Tingkatnya Jakarta

Gambar
City Tour Jakarta Setiap kali nonton film Korea, ataupun film Inggris dan Eropa lainnya, pasti suka nongol adegan dimana seseorang menaiki bus atau kereta. Apalagi bus tingkat, kalau di Inggris ada Bus Double Decker yang legendaris dengan warna merahnya itu, sekarang di Jakarta ada City Tour . Bis tingkatnya orang Jakarta. Sekarang Gue mau nyobain City Tour ini enak atau enggak kalau pakai nasi (Lah) Kalau naik Transjakarta turun aja di halte Monas atau di halte Sarinah, tapi kali ini gue turun di halte Monas dan nunggu depan Museum Nasional. setelah nunggu di depan Museum Nasional, akhirnya City Tour datang juga. Walau belum termasuk transportasi umum kaya Transjakarta, atau Metro mini dan kawan-kawan, Bis tingkat ini bertujuan untuk memberikan tour singkat, bagi siapa aja yang mau menikmati Jakarta dari sudut pandang yang berbeda. Bis tingkat yang baru beroperasi sekitaran Februari 2014 ini melayani kita dari Bundaran HI sampai Pasar baru. Nungguin City Tour depan Mus

Orang Mana? Orang-orangan

Gambar
Dari Sabang Sampai Marauke, dari Aceh sampai Papua, dari mata turun ke hati eaaaaa. Dari mana? Dari kamar mandi kok nih. Bukan! Bukan itu maksudnya “Kamu asalnya dari mana?” itulah pertanyaan yang selalu saja menjadi percakapan standard orang-orang Indonesia khususnya. Ditanya dari mana atau asli mana memang terkadang menjadi kebanggan sendiri bagi seseorang apalagi kalau nemu temen sekampung halaman pasti rasanya kaya minum fanta pakai es batu di tengah hari bolong abis ujian Statistik. Seger adem gitu. Tetapi, mungkin pertanyaan itu adalah pertanyaan kedua tersulit setelah pertanyaan “Pacarnya siapa?” ya! Khususnya untuk orang yang gak punya kampung kaya gue. Iya, kampung aja gak punya apalagi pacar. Nah bisa aja ini jadi motivasi gue nyari pacar yang punya kampung supaya nebeng mudik kali ya hahahaha kesempatan memang bisa datang kapan saja. Pertanyan “Kamu asalnya dari mana?” atau “Kamu aslinya mana?” itu pertanyaan yang gue sulit jawab. Bukan karena gue dari planet Ma

List Lagu yang Bisa Naikin Mood Menurut Gue! Mana yang Menurut elo?

Gambar
Kata Rihanna "Please don't stop the music...." kalau kata Bob Marley "When you are happy you enjoy the music, when you sad you understand the lyric..." terus kata siapa ye gue lupa, "Music is a bridge between earth and heaven..."  Harus kita akui kalau hidup kita itu selalu penuh irama, buktinya gak pernah kan lo denger sesuatu tanpa bunyi, apapun..ya apapun musik mengiringi hidup kita. Ketika seneng, ketika sedih, atau ketika galau pasti lo mendengarkan musik. Berikut adalah list lagu yang bisa naikin mood menurut gue, iya menurut gue ya..... 1. Hoppipolla dari Sigur Ros Sigur Ros Entah kenapa, walau gue gak paham ini lagu bahasanya pakai bahasa apa, tapi ada perasaan kalem dan nenangin ketika gue lagi bad mood terus nyetel lagu ini. Kaya ada yang elus-elus punggung sama kepala dan bilang "yowes toh ndok, let it be...let it be..biar tempe menjadi tempe..." perasaan yang bisa bikin gue berimajinasi pakai lagu ini cukup menaikkan mood

Kenapa Harus Sherlock Holmes?

Gambar
"Sherlock holmes melulu, kalau dia hidup mungkin lo udah nikah kali sama dia ya?" kalimat disamping adalah ungkapan yang sering di lemparkan kepada penyuka sesuatu yang minor seperti gue. Kenapa minor? Yap! karena di setiap lingkungan gue berpijak, hanya beberapa orang yang suka sama tokoh detektif konsultan buatan Sir Arthur Conan Doyle tersebut. Tokoh fiksi yang sering dikira udah meninggal Sir Arthur Conan Doyle Sir Arthur Conan Doyle menurut gue adalah salah satu orang yang paling bersejarah dalam hidup gue, thanks to God sudah menciptakan beliau, sehingga pada akhirnya Sherlock Holmes ini pun muncul. Berawal dari Sabtu pagi ketika serial detektif Jepang Detective Conan mulai di layar televisi. Timbullah adegan ketika Conan menjadi kecil gegara pil yang dibuat oleh geng jubah hitam. Dengan mengendap ke rumahnya sendiri, Sinichi Kudo dipergoki oleh prof.Agassa (kalau gue gak salah inget ya,) lantas Conan yang refleks melihat deretan novel koleksi ayahnya berupa kum

Cerita Mahasiswa Pinggiran Kota

Gambar
Menuntut ilmu adalah kewajiban setiap orang, bahkan ada ungkapan tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina. atau mungkin dalil tuntutlah ilmu sedari buaian ibu hingga ke liang lahat. dan amal yang tak akan terrputus adalah ilmu pengetahuan yang berguna. Begitulah beberapa seruan untuk memperkaya informasi, juga ilmu. karena otak kosong adalah percuma tak peduli seberapa bagus rupa kita. Tetapi, pernahkah berpikir bahwa  menimba ilmu tak semudah membalikkan telapak tangan? ya, mungkin semua orang juga sudah tahu tentang hal ini. Sebenarnya, yang perlu dibenarkan bukan mudah atau sulitnya menimba ilmu. Memperoleh ilmu pun tak melulu melalui jalur pendidikan yang formal. Ilmu bak pasir di lautan, terlalu banyak dan tak bisa tergenggam. Untuk itu kadang kita harus membasahinya dengan air agar bisa merasakannya. Maksudnya, untuk mendapatkan ilmu itu sendiri harus ada proses yang dijalani. Biasanya, yang muda sekarang suka yang langsung jadi saja. Harus bangun lebih pagi. Pengingat di h

Sediakan Waktu untuk Bermimpi

Gema mengambil piring kecil, juga sepotong kue kayu manis lantas duduk di samping perkarangan dimana bunga lili dan bunga mawar berdampingan. Matahari sore bersinar hangat teduh, jemuran setengah kering bergoyang-goyang di sudut matanya. Sepertinya tidak ada lagi kesempatan menikmati langit sore dan awan gembul, juga bunyi desiran angin yang memanggil halus bak rayuan rindu, Gema terpejam sambil meneguk teh melati hangat dari cangkir kecilnya. Barangkali selama ini Gema terlalu sibuk, berpacu dengan waktu, ataupun dengan batas tanggal, lehernya terkadang tercekik melihat angka lonjak naik, bermain di saham memang tak hanya sekedar paham. Gema terbiasa dengan pandangan rusuh kota dimana semua manusia hanya berpaku pada kecepatan dan ketepatan waktu, sedikit lengah bisa saja harga minyak bumi melemah. Harusnya, Gema memikirkan bagaimana pergantian pemerintahan akan berdampak bagi pasar ekonomi negeri terkasih, atau bahkan kesiapan menghadapi pasar bebas Asean, hmm mungkin juga sedi

Tentang si Buta

Sepanjang hidupnya ia terpejam Tangan meraba-raba pengganti mata Telinga super tajam mendeteksi gesekan juga suara Langkah hati-hati disamping tongkat besi Sepanjang hidupnya ia ditemani kegelapan Tanpa keluhan karena kekurangan cahaya Tali-temali tas menjadi jala kehidupannya Lalu lalang ia ditengah bisingnya kota Sepanjang hidupnya ia hanya mengenal hitam Tak peduli matahari bersinar begitu terang di depannya Terlalu mustahil untuk mengenali rupa sendiri di kaca Lagi-lagi ia berusaha tidak terseret arus kehidupan Sepanjang hidupnya ia hanya mengenal tekstur Terlebih angin bisa ia gapai aromanya Tetapi membedakan siang dan malam ia tak pernah bisa Luas, baginya semua begitu luas Sepanjang hidupnya ia bergerak terketuk-ketuk Tutup mata warna hitam bukan untuk bergaya hanya sebagai tanda Tidak, ia tidak minta dikasihani karena tidak pernah bersua dengan sang surya Lantas ia berterimakasih masih ada yang mau membantunya menyebrang jalan Tangan menjadi mata, telin

Sepenggal Kisah Si Kaki Gemuk

Kaki gemuk itu memasuki terminal, melirik jam tangan sekiranya belum pukul 7 pagi masih bisa dapat potongan harga. Tergesa-gesa memasuki palang batas, lumayan hemat seribu rupiah. Dengan gondelan besar di punggungnya berkali-kali disapa "ke jawa mbak? mau ke jawa?" memangnya stelan orang kantorannya kurang ya? Wajarlah, karena ke kantor pakai kaos dan celana jeans beserta denim jaket bukan kesan eksmud banget. menunggu bus, matahari menyengat tak jarang menggunakan naluri untuk memutuskan naik bis yang mana berharap cemas tidak bersikutan dengan emak-emak galak bermasker untuk mendapatkan duduk. Berjudi waktu biar gak kaya kuncen sampai duluan, nyatanya toh sampai pagi-pagi juga. Pernah suatu hari, otak sudah panas rasanya, seperti deretan huruf juga ide-ide cemerlang sudah habis tergerus, herannya mereka sarapan apa kenapa terlihatnya happy dan pintar sekali? apa aku kurang gizi waktu kecil? Nyeduh kopi, kadang mules mendera-dera, terseok-seok ikut obrolan, berusaha ra

Kontradiksi Momen.

Untuk langit malam yang bertaburan bintang dan juga ditemani secangkir kopi juga kepulan asap... Untuk setiap curhatan, gelak tawa dan juga debu puntung rokok yang perlahan tertiup keluar dari asbak... Untuk setiap dingin malam juga rajutan jaket menghangatkan Untuk setiap olesan mentega dan kecap pada jagung bakar, beserta arang yang perlahan mulai padam. Untuk formasi duduk dengan orang-orang yang membuat kepala ringan. Untuk lawakan garing, juga sindiran kejam dari sahabat kesayangan.... Berdasarkan pasir yang basah mengisi sela-sela jari kaki Berdasarkan luapan ombak yang membasahi telapak perlahan Berdasarkan matahari tenggelam dan langit oranye menjelang malam Berdasarkan tenda tertiup angin yang ditambatkan pada pasak kayu Berdasarkan nyala api unggun dikelilingi orang-orang tersayang.... Melalui hiruk pikuknya jalanan ketika senja tiba Melalui lampu jalanan yang menyala tajam, menghujam ketika kepala hanya ingin disandarkan Melalui jalanan ramai pedagang asongan

Cassandra

Cassandra manis, tetapi mulutnya sadis. Dia bukannya ketus, hanya saja berusaha jujur. Cassandra ceria, tetapi hatinya menyimpan luka. Dia bukannya kesepian, hanya saja butuh tempat untuk mendengarkan Cassandra pintar, tetapi biasanya idenya terlampau sukar Cassandra penolong, tetapi hatinya bolong Dia bukannya kasar, hanya berusaha tidak bergerak lambat Cassandra pembohong, tapi pikirannya tak pernah kosong Dia bukannya cari perhatian, hanya saja otaknya terlalu banyak muatan Dengan bergelantungan di dalam bus,dia memandang jalanan saat malam Cassandra biasanya tidak suka tertidur, tapi kali ini ia memasrahkan dirinya pada jalanan Dengan melihat jam, Cassandra hanya berharap sesampainya di peraduan, Segala bebannya tersalurkan, walau hanya dalam tidur panjang yang dalam. Cassandra depresi?
" carpe diem, quam minimum credula postero " yang berarti: "petiklah hari dan percayalah sedikit mungkin akan hari esok."

JuM(erindu)at

Setiap Senin tiba, aku malah merindukan Jumat, Sehingga Selasa, Rabu, Kamis kurang perhatian dariku. Padahal, aku bisa bertemu Jumat harus melalui permisi mereka dulu, Dan untungnya mereka tak pernah benci kepadaku. Buktinya saja, mereka bertiga selalu bisa membuat kencanku dengan Jumat akan lebih bermakna, Setiap Senin tiba, aku malah merindukan Jumat. Hingga akhirnya Minggu dan Sabtu terlewatkan begitu saja, Padahal dua-duanya lah yang memberi kesempatan setelah melepas rindu dengan Jumat. Setiap Senin tiba, aku malah merindukan Jumat, Berharap semua penat berubah menjadi malam istirahat. Setiap Senin tiba, aku malah merindukan Jumat, Dimana teduh dan tawa bisa terlontar, walau hanya sesaat. Nampaknya, aku memang cinta mati pada Jumat, Hingga tiap pagi Jumat aku menyapa semua tanpa terlewat. Setiap Senin tiba, aku akan selalu merindukan Jumat, Setiap Senin tiba, aku memang merindukan Jumat datang lebih cepat...

1.901

Counting all different ideas drifting away Past and present they don’t matter Now the future’s sorted out Watch her moving in elliptical patterns Think it’s not what you say What you say is way too complicated For a minute thought I couldn’t tell how to fall out It’s twenty seconds 'til the last call Going hey hey hey hey hey hey Lie down you know it’s easy Like we did it over summer long And I’ll be anything you ask and more Going hey hey hey hey hey hey hey It’s not a miracle we needed And no I wouldn’t let you think so Fold it, fold it, fold it, fold it Fold it, fold it, fold it, fold it Girlfriend, oh your girlfriend is drifting away Past and present 1855-1901 Watch them built up a material tower Think it’s not gonna stay anyway I think it’s overrated For a minute thought I couldn’t tell how to fall out It’s twenty seconds 'til the last call Going hey hey hey hey hey hey Lie down you know it’s easy Like we did it over summer long And I’ll be anything you ask and more Going

Toilet Duduk

Pagi hari tersadar, bergumam dan membuat perjanjian ah tidak, rasanya lebih tepat bernegosiasi untuk tetap beradu sendu didalam mimpi, atau angkat kaki menuju kamar mandi. Tiba-tiba sudah wangi. Pukul 06:00 yang berkoar bukanlah sonar, tetapi lebih pada kelakar di dalam perut, menahan lapar hingga matahari tinggi, atau mengisi perut dan bernegosiasi dengan waktu. Tiba-tiba perut sudah terisi. Himpit duduk dan sesak, megitari lapangan dimana burung angkasa itu mendarat dengan aduhai, semilir angin bertaut-taut meniup rambut yang tersisir rapi. Tiba-tiba macet tak henti. Bus melaju di jalur, dinginnya kotak raksasa itu menambah kantuk yang berdurasi setengah jam. Tiba-tiba sudah sampai. Kembali ucapan selamat pagi, dan sapaan terlontar juga menghampiri, ambil minum lalu pergi ke toilet duduk. Tiba-tiba mentari meninggi Setelah tumpukan kertas, dan langit berganti oranye, playlist lagu pun sudah tak lagi mengobati, Tiba-tiba mentari terbenam. Menunggu kotak raksasa di jalurnya

London, 15 April 2017.

Kira berhenti sebentar membeli cokelat panas, cuaca london memang sedang ekstrim beberapa hari ini. sambilmenunggu bis selanjutnya unutk bertemu geral, kira mencoba mengingat apa saja yang sudah terjadi seminggu belakangan ini. "lo bisa jatoh dengan badan segede gitu? gila sih, that's so you.." kira mencoba mengingat suara geral senin kemarin. hujan mulai turun, jam menunjukkan waktu pukul 17:35. kira mengambil handphone nya dan mengirim pesan. to: Geralino "i'll be in 15 minutes, the weather is too bad, my coat less fur.. lil cold in here, can't wait to feel your warm skin.." tidak lama kemudian bis tingkat bernomor 24 datang. kira beranjak dari bangku dan menaiki bis. bis melaju ke pusat kota.

B.E.D.A

berkali-kali pertanyaan mu ataupun aku dijawab oleh kumandang adzan, entah kapan hingga akhirnya dadaku terasa bergetar mendengar lantunan-demi lantunan, dan diam yang memisahkan perbincangan kita terasa teduh dan juga menyiksa, kalau di ingat hanya karena minjam pulpen? bagaimana bisa hingga serumit sekarang, semua orang bilang mungkin kamu hanya merasa tertantang dan penasaran, lalu aku mencoba memberi sekat antara hasrat juga batin tercekat, pemisahan antara logika dan perasaan memang the truly war yang pernah ada. meminjam istilah orang pintar sih "war inside my head" banyak pertanyaan di kepala, menemukan jawaban yang sama saja menolaknya, tapi isi hati orang siapa yang pernah sangka? sang ibu pun mewanti-wanti. akhirnya setiap pendiaman diri dan juga waktu untuk berbicara kepada Nya, tak henti-henti nya dijelaskan, kenapa ini semua bisa terjadi adanya? ketika keyakinan bukan bermaksud untuk menimbulkan rasa saling menyakitkan, dan ketika perbedaan seakan menjadi kapak

siapa peduli, peduli siapa.

banyak siklus yang aneh di dalam kehidupan sehari-hari misalnya seperti kalimat "siapa peduli, peduli siapa" terkadang kita peduli dengan orang lain hingga mati-matian dan diluar ambang batas kenapa bisa kita melakukan hal itu, namun terkadang orang yang kita pedulikan bahkan selalu saja berkata "siapa peduli" aneh memang. dinamika yang terjadi dalam setiap kegiatan anak adam dan hawa ini. tetapi alam memang memiliki hukum nya sendiri. karena suatu saat orang yang terus berkata "siapa peduli" dan lebih menyebalkan nya lagi kita tetap peduli dengan dirinya akan berkata " siapa peduli, peduli siapa" rumit bukan? ya memang hidup memiliki gayanya sendiri untuk menampilkan rahasianya. mengenai jawaban nya, ya siapa peduli? terkadang memang terlihat aneh dan juga diluar  penalaran. tapi peduli kah kita dengan semua prosesnya? mungkin ya, mungkin saja tidak. dan siklus  kepedulian ini akan terus berkembang seiring juga kita berjalan jauh untuk me

2 cangkir milo.

dua gelas yang sangat manis dan ternyata menyenangkan akhirnya kita menemukan kesamaan lagi. bedanya saja saat itu kau menambahkan beberapa kubik es di dalamnya, sementara aku membiarkan milikku tetap hangat. lagi, kau menceritakan bagaimana kau terjebak oleh ilusi asmara, rasanya ingin akutertawa tapi jujur saja aku benci melihatmu terluka, entahlah. entahlah seberapa lama lagi aku akan tetap berdiam dan bersembunyi di balik tatapan. aneh rasanya, percakapan kita di kala senja ingin terbenam di iringi semilir angin dan langit mulai bberubah menjadi oranye ke-unguan. wajahmu terlihat sangat teduh, tetap saja mata itu nenjadi bagian favoritku. sudah lama rasanya kita tidak berbicara seperti itu, terakhir kali ketika aku duduk di tangga dan kau menunggu dirinya. ya sekarang begini saja aku akan tetap menjadi orang yang tetap berdiri dibelakangmu dan mengingatkan dirimu, melihat kau mengambil ancang-ancang, dan ketika kau berbalik kebelakang aku akan sedia mencover dirimu. seperti b