Dialog Taman

Ini adalah malam yang kita nantikan, dimana taburan bintang juga senyum sang rembulan. Di bawah lampu-lampu jalanan, di bangku taman kita melepaskan penat sejenak tentang segala sesuatu dengan waktu tenggat.

Mengingat-ingat kembali pertama kita saling memuja. Aduhai senangnya melihat senyuman yang masih sama, walau garis-garis menua di wajah membentuk rahang semakin menjadi tegas dan sempurna. Aura kedewasaan terpantul dari sinar malam dan dinginnya angin bekas hujan tadi sore.

terawallpaper.net
Ini adalah hari yang kita idamkan, bercerita dengan segelas bajigur hangat di tangan sambil makan kacang, kita buka lagi lembaran mimpi yang dulu sempat terpatri. Kini kau sudah berdasi namun tetap tak hilang sikap teduhmu. Pembicaraan kita bukan lagi soal tata surya, melainkan sudah sampai ke tahap galaksi-galaksi lain.

Dulu kita saring berebut siapa yang akan tinggal di Orion, dan kau akan selalu marah jika harus diusir jauh ke Gargantua, bahkan kita masih berpura-pura sebagai Demigod dan berkomunikasi dengan para orang tua kita di balik langit sana.

Ini adalah bagian hidup yang kita idamkan, diiringi suara lalu lintas malam, mata yang dalam itu masih sangat menghangatkan. Walau mulut sarkasmu tetap berjaya di wajah sana.

Ini adalah kepingan puzzle yang kita cari selama ini, duduk santai di penghujung hari. Bercerita bahwa kita pernah liar tak terkendali hingga sekarang teliti tanpa mendahului. Semua hal memang harus berubah tak akan ada yang tetap sama.

Tapi, aku akan selalu jatuh cinta pada setiap diksi dan makna dari tutur wicaramu, entah sampai kapan, mungkin sampai bajigur hangat ini menjadi panas lagi...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

no need...to

siapa kamu? dan kenapa ? (lagi dan selalu..)

tidak semua harus diberi judul kan? #8