Berbicara Mengenai Cerita di Roadshow to Jiffest 2014

Ada yang berbeda di hari Kamis kemarin, Semua mahasiswa khususnya kelas Fotografi Jurnalistik pindah ke lab Humas untuk mengikuti seminar. Lantas, langsung terbenak rasa ngantuk yang maha dahsyat mengikuti seminar hingga tiga jam. Tapi, akhirnya kami semua nurut untuk duduk manis di dalam ruangan.

Salman Aristo memberikan ilmu tentang "Cerita"
Tak sampai setengah jam, MC membuka acara, “oh ini acara dari Muvila” ucapku dalam hati. Dua narasumber ternyata sudah ada di ruangan. Adal Lala Timothy selaku, Produser dari film “Tabula Rasa” dan juga ada Salman Aristo seorang scriptwriter  dua orang yang namanya masih asing, setelah tahu oh ternyata Salman ini banyak menulis cerita dari film yang gue tonton.  Seperti Ayat-ayat Cinta, dan Laskar Pelangi. “Fakhri, kamu percaya kalau sungai Nil dan mesir itu jodoh? Atau kamu percaya kalau Fauzi Baadila dan Ulfa Karina itu juga jodoh?” (sudah…sudah…)

Seminar Roadshow to Jiffest 2014
Salman Aristo memberikan ilmunya secara Cuma-Cuma tentang apa yang membuat sebuah cerita itu begitu menarik? Bagi film cerita itu adalah yang menentukan. Setelah memberikan beberapa penjelasan, Salman mengatakan, “Cerita, ditentukan oleh dua hal yang paling penting. Yang pertama itu situasi sebab-akibat, dan kedua munculnya pertanyaan ‘why’ atay alasan dari kenapa situasi kausal tersebut bisa terjadi, itu yang namanya cerita.” Setelah Salman menjelaskan, gue baru sadar, mungkin peristiwa kacamata gue yang hilang secara misterius itu bisa menjadi cerita kaliya, ya kali aja.

Jadi, cerita adalah rangkaian peristiwa sebab-akibat dalam sebuah rangkaian waktu tertentu. Tambah Salman dan gue pun semakin yakin banyak cerita yang bisa gue ambil selama ini. Setelah Salman memberikan ilmu tentang arti cerita, lanjut ada wanita cantik banget namanya Lala Timothy, dia adalah seorang produser dari Lifelike Pictures. Lala juga memproduseri film Tabula Rasa yang tayang 25 September di seluruh bioskop indonesia (iklan dikit) dan dibantu dengan Vino G Bastian sebagai Asociate Producer. Iya, Vino G Bastian, he’eh bener semua ruangan langsung berubah berisik pas dia datang. Apalagi cewek-cewek sibuk histeris dan beruntungnya gue bisa duduk dibelakang dia hahaha lagi siapa suruh gakmau duduk di depan pas seminar? Emang enak (lah)

Oke, lanjut lagi, Lala menjelaskan bahwa sebagai produser harus setia kepada ide yang disampaikan oleh penulis dan sutradara. “Kalau ada film yang gak sukses di pasaran, berarti itu salah produser karena produserlah harusnya bisa mengetahui bobot film itu,” udah cantik, pintar pula Lala selalu mengaku dalam memilih film yang akan ditayangkan berdasarkan God’s Feeling. Bersikap baik dan menganggap semua crew yang terlibat adalah penting bagi seorang produser agar film yang disampaikan bisa diterima masyarakat.


Pemberian Plakat dari Universitas Prof DR. Moestopo (Beragama) untuk Salman,Lala, dan Vino.

Selain dari bincang-bincang bersama dengan 3 narasumber yang bikin nambah ilmu tentang perfilman, sebelumnya kita diputerin dua film pendek. Judulnya “Halaman Belakang” dan “Komedi Cokelat” tak lupa ada popcorn gratis jadi suasana nonton lebih enak kaya di bioskop.

Beruntungnya, tambah ilmu dapet gratisan, dan bisa puas ngeliatin Vino G Bastian dari deket untung aja gak gue tendang bangkunya terus dia kejungkel kedepan saking gemesnya. Oke, tetep kalem tapi. Tunggu, kalau Fauzi Baadila barulah gue kebakaran jenggot. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

no need...to

siapa kamu? dan kenapa ? (lagi dan selalu..)

tidak semua harus diberi judul kan? #8