Kontradiksi Momen.

Untuk langit malam yang bertaburan bintang dan juga ditemani secangkir kopi juga kepulan asap...
Untuk setiap curhatan, gelak tawa dan juga debu puntung rokok yang perlahan tertiup keluar dari asbak...
Untuk setiap dingin malam juga rajutan jaket menghangatkan
Untuk setiap olesan mentega dan kecap pada jagung bakar, beserta arang yang perlahan mulai padam.
Untuk formasi duduk dengan orang-orang yang membuat kepala ringan.
Untuk lawakan garing, juga sindiran kejam dari sahabat kesayangan....

Berdasarkan pasir yang basah mengisi sela-sela jari kaki
Berdasarkan luapan ombak yang membasahi telapak perlahan
Berdasarkan matahari tenggelam dan langit oranye menjelang malam
Berdasarkan tenda tertiup angin yang ditambatkan pada pasak kayu
Berdasarkan nyala api unggun dikelilingi orang-orang tersayang....

Melalui hiruk pikuknya jalanan ketika senja tiba
Melalui lampu jalanan yang menyala tajam, menghujam ketika kepala hanya ingin disandarkan
Melalui jalanan ramai pedagang asongan
Melalui angkutan sesak penuh muatan
Melalui jemari sibuk berkutik dengan tombol menciptakan tulisan

Disisipi selimut yang terlalu sayang untuk disibakkan
Ketika kaki-kaki gemuk berjalan perlahan,
Tidak lupa untuk mengumpulkan nyawa yang berterbangan.
Perbandingan tawa dengan kertas pajak
Perbandingan foto riang dengan koran-koran metropolitan.
Berbayar akhir pekan tak sebanding dengan seminggu perjalanan menggunakan topi-topi lebar dan kacamata di kepala.

Mereka berkelana, kaki gemuk ini juga bergeriliya.
Bedanya, mereka mencari plesiran bahagia, satunya mencari berita tergesa-gesa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

no need...to

siapa kamu? dan kenapa ? (lagi dan selalu..)

tidak semua harus diberi judul kan? #8