Mengapa Suka Menulis?

Oke, ya! sebuah postingan random kali ini disponsori dengan lagu I Want You Back dari The Jackson Five yang delay satu menit karena si Toshi kebanggan Saya ini sudah hampir memasuki usia remaja dewasa, begitulah para Psikolog menyebutnya.

Jika melihat latar lagu yang sedang mengalun mengiringi Saya membuat tulisan ini sekilas akan terlihat seperti tulisan-tulisan cinta yang biasa menjadi pengisi blog yang umurnya barulah sama dengan keponakan Saya yang lagi girang-girangnya menonton kartun di Youtube, huh zaman sudah berubah.

Omong-omong, I Want You Back dari The Jackson Five ini tak salah menjadi pemandu lagu untuk tulisan Saya kali ini, karena bahasannya tentang ya..permohonan, permohonan untuk sesuatu kembali yang tak mungkin lagi terjadi, dalam hal apapun. Itu pula lah yang menjadi dasar kenapa Saya tetap menulis, walau sejuta cerita-cerita kehidupan menuntut Saya untuk menjadi orang normal yang harus menghabiskan waktu di dalam rutinitas yang selalu saja membuat jantung terpompa dengan kecepatan penuh, orang-orang menyebutnya bekerja.

Setiap orang pasti pernah menginginkan sesuatu yang pergi itu kembali lagi, entahlah apa saja, bisa barang, bisa juga kenangan, atau bahkan pikiran-pikiran brilian yang tak sempat direkam oleh bagian syaraf otak yang hanya dipakai 5% saja tiap harinya. Saya jadi teringat ketika seorang kolega, yailah bahasanya kolega... bertanya kepada Saya. "Apa yang membuatmu suka untuk menulis?" bahkan ia terheran-heran Saya masih memiliki buku harian, yang berisi catatan harian pastinya bukan resep masakan ataupun data pengeluaran selama sebulan, oh iya, belum buat laporan keuangan...

Saya cukup lama memikirkan jawaban yang pas untuk pertanyaan itu, ya....kira-kira harus mencari jawaban di gunung-gunung terdekat lah, gunung-gunung sampah yang berkeliaran maksudnya. Tidak, tidak se-ekstrem itu... kembali lagi, alasan mengapa Saya suka menulis? sebenarnya sederhana saja, kita hidup dalam rangkaian waktu dan bingkai-bingkai masa yang tak bisa terulang lagi, bahkan jika kau sepintar Einstein atau sekaya Bill Gates, kau tak akan bisa mengulang sesuatu untuk kedua kalinya sama persis, beda ceritanya kalau kamu punya mesin waktu semacam milik Doraemon atau milik Dedi Mizwar dan Zidan di Sinetron Lorong Waktu, aduh..jadul banget sik!

Menulis? ada pepatah yang mengatakan : "Ikatlah pikiran dalam sebuah tulisan," Saya lupa itu pepatah siapa, ya..Saya memang penulis yang kurang baik ingatannya. jadi, ketika Saya ingin mengemukakan sesuatu baik tentang hal, ataupun momen yang menurut kacamata--Saya itu menarik, hal pertama yang terlintas di kepala Saya adalah "Ya, Gue harus tulis ini..." entah di mana, bisa di sini, di buku harian atau...bahkan di tembok tetangga, sungguh penulis yang miris.

Bahkan, terlalu dini Saya melabeli diri sebagai penulis, karena Saya hanya menulis sesuatu yang bahkan sangat terlalu egois, tapi...itulah,.. jika ditanya kembali kenapa Saya suka menulis? karena menulis adalah mesin waktu bagi Saya, mungkin paragraf-paragraf yang dibuat sekarang serasa hanyalah barisan kata saja, namun akan berbeda rasanya jika tulisan-tulisan itu sudah memiliki usia, atau khayalan tingkat babunya bisa dibaca lintas generasi, ya minimal bisa cerita sama anak-cucu nanti, "Nih Cu, pikiran random nenek dulu pas masih muda...." Menulis bagi Saya selain menjadi mesin waktu, sekaligus menjadi obat... ya, menulis menyembuhkan Saya.

Menulis membuat Saya menjadi lebih mengenal seperti apa Saya selama ini, menulis membuat bagian dari diri Saya yang lain bangkit, rasanya seperti diri Saya di galaksi lain ikut memainkan peran, alah..apa pula maksudnya. Menulis menyembuhkan, setidaknya isi kepala Saya yang tak seberapa ini bisa dikeluarkan dalam bentuk nyata berupa kata-- karena pada dasarnya, Saya bukan ahli silat lidah yang indah,


Jika ada pertanyaan lanjutan, hal apa yang  tak akan pernah berhenti Saya lakukan, maka dengan segenap jiwa saya akan bilang.. "Saya tidak akan berhenti menulis," itu saja. Belum Sekian.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

no need...to

siapa kamu? dan kenapa ? (lagi dan selalu..)

tidak semua harus diberi judul kan? #8