Apa Kabar Senja?

Senja bukannya tak ingin lagi bertegur sapa. Ia hanya bingung memulai darimana. Sepertinya waktu terlampau sedikit untuknya. Malam yang tanggung dengan Subuh yang dengan kejam membuat matanya tak mampu terpejam nyaman

Mungkin kerutan sudah mulai meranggas, tinggal tunggu muncul di permukaan. Senja merasa rotasi bumi semakin membuatnya gila. Menua, kehilangan orang tercinta, Baginya kini, Peraduan hanyalah kasur dan bantal saja.

Senja menyadari apa yang dulu bahagia kini berubah menjadi fana. Seakan berlembar-lembar sajak cengengnya hanyalah fatamorgana dibagian lain dalam memorinya. Tak bisa lagi Senja menikmati detik dengan kalimat yang menggelitik, Ia takut mimpinya terbenam.


Matanya lelah, panas. dengan telapak kaki yang selalu meminta untuk beradu dengan lembutnya sellimut. Badannya tak selincah dulu. Kini Senja banyak murung, dengan kalkulasi materi di kepalanya. Tak ada lagi aksara yang membuatnya mudah jatuh cinta dan ilang logika. Kini Senja seperti pena kehabisan tinta.

Mesin waktu, Bolak-balik Senja berharap kemajuan teknologi mampu membawanya ke sana. Ketempat-tempat yang tak hanya ada, tetapi bernyawa.

Senja dan logika kini sering terbentur dengan realita. Syukurlah, nurani kadang masih suka menyela. Ia hanya takut raganya menjadi padang aspal berdebu, kasar, dan menyesakkan dada.

Peluh-peluh menetes di pelipis matanya, menyinggung dan meninggalkan perih yang tak biasa. Berkali-kali Senja mengatakan kepada dirinya "Apa yang terjadi dengan Saya?"


Tak ada jawaban. Tak juga barisan kata-kata....ataupun tanda dari Semesta.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

no need...to

siapa kamu? dan kenapa ? (lagi dan selalu..)

tidak semua harus diberi judul kan? #8