Akhirnya Senja Bertemu Dengan Sang Fajar

Senja namanya,
Selama ini Ia hanya terduduk di ujung tebing, sembari menikmati matahari terbenam. Isi kepalanya bergerak cepat seiring awan sore hari hilang bersama dengan kabut.
Senja namanya,
Selalu saja Ia termenung tertunduk, ketika malam menjemput dan siang meninggalkannya, Ia tenggelam dalam kenangan juga kesalahan, yang ia lihat hanyalah gambaran juga perasaan yang berbalut luka, kecewa, marah, dendam dan lara.
Senja namanya,
Saat Ia kesulitan memaafkan dirinya,memaafkan orang lain, Ia berlari ke ujung hutan, mengambil batu melemparnya jauh ke tebing. Senja sendirian dalam teriakan kesedihannya.
Senja namanya, yang ada hanya murung, keluh dan kesah..Sepertinya Ia sulit bersyukur.

Hingga suatu saat...

Muncul Fajar, dengan dingin dan hangat menjadi satu kombinasi yang menarik perhatian Senja.
Fajar hadir, dengan sinarnya yang meneduhkan, membuat Senja merasakan kenyamanan akan kakinya yang selama ini berpijak akhirnya bisa merasakan daratan dari awang khayalanannya selama ini.

Fajar tiba, tepat di depan mata Senja, mengajarkannya untuk memaafkan luka dan kecewa kala malam datang, juga penat dan lelah yang disajikan siang kepadanya. Fajar mengajarkan walau awalnya Senja menolaknya...

Namun Fajar terlalu bersinar, terlampau kuat, memberi Senja tenaga akan kosongnya jiwa dalam sebuah raga. Fajar mengembalikan senyum Senja, menyadarkan Ia ada sebagai jeda antara terang dan gelap gulita.

Fajar menggenggam tangan Senja, mengajaknya kembali memberi warna di dunia. Fajar, menyadarkan bahwa Senja yang selama ini terperangkap dalam penyesalan masih memiliki sebuah harapan.

Harapan yang dibawa Fajar, untuk menghiasi hari, untuk berani mewujudkan mimpi. Genggaman Fajar tak semu, walau kadang Senja menjadi temaram kelabu karena hujan sesekali menganggu.

Fajar, Senja... Semesta memang menawarkan berjuta kesempatan, penawar akan setiap luka, dan rumah dari pencari makna yang sudah terlalu lelah.

Kini Matahari menyatukan antara Fajar dan Senja, dimana Terbit dan Tenggelam menjadi jembatan pemersatunya. Lebih tulus dari cinta, lebih murni dari kasih sayang...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

no need...to

siapa kamu? dan kenapa ? (lagi dan selalu..)

tidak semua harus diberi judul kan? #8