Pilihanku...

parenting.com
Aku hanya tak ingin anakku membenci ibunya, sama seperti apa yang selalu terbesit di kepala ku.
Waktu yang terbuang sia-sia, hingga tak punya dayanya aku akan kerjaan kantornya yang lebih diutamakan... Meski sesekali ia meluangkan waktu, tetap saja ku rindu didekap ibu setiap waktu.

Mungkin baginya, kebahagiaan berbentuk materi, benda bermerk, makanan enak atau sekedar hadiah menarik. Bagi ku khususnya, yang membuat hati ku lega adalah, tatapan matanya yang tak pernah menghakimi, jika aku mulai menceritakan mimpi-mimpi, atau sekedar sentuhan hangat di ubun-ubun kepala yang menghapus duka ku seharian.

Tak akan ada cokelat panas, atau biskuit manis di sela-sela perbincangan kami, yang ada hanya wejangan-wejangan sinis, yang akhirnya aku tahu bukan dari dirinya melainkan orang dewasa lainnya.

Aku tak ingin anakku merasa tak pernah dicari, meski umur kian bertambah dan sikap mandiri makin mantap, aku tetaplah anak, yang ingin dicari oleh induk semangnya.

Beruntung logika ku lebih dewasa dari umurku, menghabiskan pagi hingga petang bersama pengasuh telah memperkaya wawasan ku bahkan untuk hal-hal yang seharusnya tak dilihat oleh anak umur 5 tahun kala itu..

Di akhir pekan? ya memang menyenangkan melihat ibu duduk rapi di rumah, walau 50 persennya hanya lah omelan kepada mbak ku soal rumah berantakan, tak tahu saja dia si mbak sekuat hati menahan kantuk menemani ku bermain. Tak sedikitpun hari-hari ku ditanya olehnya...

Yang penting baginya hanyalah sekolah tak pernah alpa dan naik kelas saja, bukan proses bagaimana aku menyelesaikan tugas matematika yang ku sadur dari teman sebaya di sekolah.

Aku hanya lah seorang anak yang hanya merindukan kehadiran orang tuanya di tengah-tengah kesibukannya mencari harta saat itu.

Kini, mungkin semua terlambat.. Aku tak ingin anakku merasakan luka yang tak pernah sembuh namun sering kambuh sakitnya.

Pilihannku mungkin aneh, melepas semua gelar akademis, mengabaikan jenjang karir, dan berbahagia dengan segala kecukupan rezeki yang diberikan suami.

Tapi ini lah yang aku pilih, jika anak adalah sebuah investasi, maka aku akan menanamkan modal sebesar-besarnya padanya di awal.

Tak akan terasa mudah memang, tapi itu lah hidup...jikalau semuanya mudah, aku rasa itu hanya kisah negeri dongeng belaka.

Aku tak menghakimi kalian para ibu yang bekerja atau tidak. Aku hanya membagikan pengalamannku saja.. jika ini kalian anggap omong kosong belaka, tak apa. Jika ini menginspirasi, terima kasih.. Apapun itu, kita adalah IBU terbaik dari anak-anak kita.

Berbanggalah para anak di seluruh dunia, jika sang Ibu pun begitu.

Dan aku, bahagia dengan pilihanku sekarang...Bismillahirrahmanirrahim

Komentar

Postingan populer dari blog ini

no need...to

siapa kamu? dan kenapa ? (lagi dan selalu..)

tidak semua harus diberi judul kan? #8