Mulai Mendung Lalu Hujan dan Kemudian Galau (siklus)

mendung yang kesekian kali nnya di bulan September 2012 ini. well seharusnya kita harus bersyukur karena mungkin hujan yang akan turun adalah suaturejeki bagi saudara kita yang sedang kekeringan disana. mungkin juga ada yang tidak suka hujan. takut galau katanya...

berbicara soal mendung hujan  dan galau, sebenarnya mereka itu ada benang merah nya tidaksih?
gue pun cuma bisa bertanya dan hanya menyimpulkan dari sudut pandangan gue saja. (kalau ada yang tidak setuju, ya gapapa )

benerin posisi dduduk dulu ah, biar asik ngetiknya.
 entah darimana sejarahnya kapan mendung, hujan dan galau menjadi satu paket. tapi..........wait! itu mungkin hanya berlaku bagi sebagian orang yang baru saja, apa itu namanya? ya putus cinta. atau di tolak gebetan, atau mungkin di selingkuhin? atau malah jadi selingkuhan?

sebenarnya tujuan gue menulis ini untuk apa ya? ya berhubung kepala hampir mumet karena inspirasi untuk meneruskan tugas pembuatan novel sudah mencapai batasnya. jadi bolehlah gue beralih kesini sedikit di temani sama lagu-lagu yang bukan melayu pastinya dan juga gak ditemani olehorang-orang unyu.

sambil sedikit memantau garis waktu (re:timeline) dan bolak balik mencheck email. sumpah...gue gak LDR kok :D

mungkin hanya mau membuat beberapa bait. yang entah bisa disebut apa. ya bebas aja kan ya? namanya juga sudah bukan jaman nya 'kebebasan berpendapat' dilarang.

ini sedikit menurut gue tentang si MENDUNG, HUJAN DAN GALAU..



Siang hari yang bertranformasi menjadi sore hari secara fartamogana.
Apakah ini fenomena? ah tidak seperti itu.
Jemariku terasa gatal, ingin ku menggelitik sesuatu
Sesuatu yang sedang lari-lari dipikiranku.

Matahari tertutup oleh perkasa nya sang awan.
Apakah aku merasa tertawan? bukan, bukan itu maksudku.
Sebuah gejolak datang, bukan sebagai pembawa kabar riang.
Ya memang, gundah gulana apabila sang rindu datang

Hujan tak kunjung turun, tetapi aku merasa basah.
Ini mungkin yang orang-orang sebut resah..
Sebenarnya bukan tipe-ku menunggu di dalam waktu
Lebih suka berpacu, beradu dengan perasaan yang semu.

Kalau hujan tak jadi turun? apa maumu?
Aku benci, pasti lembab.
Jawaban yang aku rindukan semenjak,
Ah, sudahlah...tak ada yang bisa ku ssmpaikan

Biarlah hujan membawa sejuta harapan
Turun membasahi, Dingin menemani
Perlu kah ku berteduh? seperti,
Berlari dari kejujuran hati

Komentar

Postingan populer dari blog ini

no need...to

siapa kamu? dan kenapa ? (lagi dan selalu..)

tidak semua harus diberi judul kan? #8