Jelita dan Gemerlap Malam

Selepas sore itu Jelita terus memikirkan perkataan sahabatnya "masa iya, lo bener-bener pensiun?" Namun sekuat hati Jelita mencoba menampik segala ajakan dan rayuan sahabatnya.....

-----------
Teringat 4 tahun silam, ketika akhir pekan tiba biasanya jumat malam adalah hari yang ditunggu Jelita. Sejak sore dirinya gelisah, antara skenario apa yang akan dibuat juga pakaian apa yang dikenakan.
Jam menunjukkan pukul 17:00 pesan teks dikirim. Jelita muda masuk kamar dan mengambil tas hijaunya, ketika pintu diketuk. "Kamu, emang nginep berapa lama di rumah Adis?" "Gak lama kok Ma, minggu udah pulang kok. Projekan kampus nih, Jelita juga gamau lama-lama ninggalin Mama kok di rumah." Ciuman hangat mendarat di pipi wanita berusia 40an itu. "Yowes, Mama mau siap-siap maghriban dulu" pintu kamar ditutup, Jelita kembali sendiri.
Dimasukkannya gaun hitam selutut dengan potongan backless beraksen brukat pada lengannya. Gaun yang sengaja disimpan secara rahasia, berikutnya Jelita memasukkan gincu merah bata juga peralatan rias wajah kedalam tas. Tak lupa baju salin agar rencana 'menginap karena tugas' nya bisa lancar jaya.
Lepas adzan maghrib, Jelita usai mandi dengan tanpa canggung ia mengambil mukena dan sholat tiga rokaat, lalu segera berpamitan dan keluar dari rumah menumpang ojek langganannya, Ibunya melepasnya dengan nasihat-nasihat, Tapi di kepala Jelita tersimpan seribu niat.

Pukul 20:00 sampailah Jelita di sebuah rumah megah, keluar perempuan usia 19 tahunan yang disebutnya sebagai Adis. "Lama juga lo Ta, udah nungguin lo semua noh di dalem..." "ya maaf deh jalanan Jumat malem kan emang padet banget, oiya Dis pembantu lo udah dk briefing kalau nyokap gue nelpon ke rumah lo?"
"Udah, itu mah beres masuk dulu lah siap-siap"
Di dalamnya ada 3 orang yang menunggu 2 laki-laki dan seorang perempuan semuanya usia tanggung, usia-usia maba alias mahasiswa baru.
"Kita siap-siap duuuuluu yaaaa..." teriak Adis manja kepada teman laki-lakinya sekalian menggandeng Jelita, berikut juga Wina ke kamar.
Taburan bedak, dan wangi parfum menjadi satu di dalam kamar bercat hijau tosca itu. "Ih Dis, bantuin lah ini sletingin baju gue" Wina mencoba menggapai resleting gaunnya. Lalu selesai lah Jelita memoleskan pewarna pipi tampak 3 gadis yang benar-benar berbeda. Jam menunjukkan pukul 21:30 "yuk Dis, Win cepetan nanti Igo sama Andre marah-marah lagi"
Pintu kamar dibuka, Adis nampak manis dengan gaun merah marun sebatas paha, Jelita tampil dengan wajah sedikit grunge, dan Wina yang memakai terusan putih yang memperlihatkan lekuk badannya. Kontan Andre dan Igo pangling dengan ketiga sahabatnya "gila, kalau lo bertiga dari dulu kaya gini, udah gue pacarin deh" canda Andre. " ah udah deh, yuk jalan cepetan" Wina mengomando sahabat-sahabatnya ke mobil.

--------- 23:00
Kelimanya sampai di sebuah kawasan Selatan Jakarta, tak berlangsung lama berbekal guest lists yang dimiliki oleh Adis mereka masuk tanpa harus antri. Ini bukan pertama kalinya buat Adis dan kawan-kawan, tapi kali ini Jelita merasa ada hal yang aneh, entah apa yang jelas dengan memesan minuman bersama Igo, Jelita menuju lantai dansa diiringi lagu daru Disk Jokey yang masih mengalun dengan santai. "Ta, lo cantik banget malem ini..." Igo melingkarkan tangannya di pundak Jelita. "Hahaha baru juga mulai Go udah ngawur aja" Jelita tak menanggapi serius. "Gue serius, Ta.." belum sempat Igo meneruskan ucapannya, musik tiba-tiba menghentak Jelita berjoget menggila, disusul Wina dan Adis. Igo menghampiri Andre yang duduk di bar sambil merokok. "Ini perasaan gue aja, atau Jelita emang cantik banget ya malam ini Dre?" "Weeeee minum dulu bos, hahaha lo kan udah naksir di SMA Go, jujur deh mendingan sebelum semua terlambat...tapi ayolah kita joget dulu lah sebentar hahahah" Andre meninggalkan Igo di meja bar dan bergabung dengan Wina di lantai dansa.



#Bersambung

Komentar

Postingan populer dari blog ini

no need...to

siapa kamu? dan kenapa ? (lagi dan selalu..)

tidak semua harus diberi judul kan? #8