Prioritas

ilustrasi : pixabay
Mungkin, selama ini bukan lingkungan yang berubah, bisa saja Kamu. Mengapa begitu? sebenarnya, bukan masalah sempat atau tidak sempat, butuh atau tidak, rindu atau enggan bertemu. Namun, semua soal prioritas.

Jika kita melihat setahun atau dua tahun ke belakang, dan mulai membandingkan dengan kondisi yang ada sekarang, yang berubah bukanlah lingkungan. Bisa saja dirimu sendiri. Hari ini prioritasmu adalah berkumpul dengan keluarga, menghabiskan waktu di ruang tengah, dan sibuk merencanakan liburan akhir pekan. Tapi, bisa saja kamu absen dari perkumpulan itu dan memilih untuk menjenguk teman yang sakit, atau pergi jalan-jalan dengan kekasihmu. kembali lagi semua soal prioritas.

Kalau saja, setiap orang bisa berpikir "Oh ya mungkin dia punya urusan yang lebih penting" tak akan ada yang namanya rasa 'dipilih kasih-kan' karena semua orang memiliki prioritasnya masing-masing.

Memang benar, bentuk hadiah termahal yang paling bisa diberikan adalah waktu, orang bijak mengatakan, "Hadiah terbaik yang bisa diberikan adalah waktu, karena ketika kita meluangkan waktu itu berarti kita meluangkan sebagian hidup kita yang tak akan bisa kembali lagi."

Semakin ke depan, prioritas orang-orang semakin berubah. Bahkan sampai lupa dengan misi-misi sosial dan idealis-idealis puitis kala muda, menyedihkan. Tapi hidup memang menaruh kita pada posisi-posisi seru tiap harinya. Yang paling dibutuhkan adalah nyali.

Dewasa tak hanya dalam bentuk raga saja, namun semua terangkai rapih dalam logika dan juga penyusunan rencana. Kita akan dihadapkan pada cerita-cerita baru tiap harinya, pintu yang terbuka, dan lembaran yang ditutup. Semua selalu beriringan.

Jadi, yang berubah mungkin adalah diri kita sendiri. dan lingkungan berusaha menyesuaikan.




atau terbalik? entahlah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

no need...to

siapa kamu? dan kenapa ? (lagi dan selalu..)

tidak semua harus diberi judul kan? #8