Hitam dan Putih Milo Dingin

Hari itu, Alana berjalan menaiki tangga. Panasnya kota Jakarta tak menghentikan langkahnya untuk mencapai lantai empat di kampusnya. Ia berjalan dengan sejuta harap. Ia tak pernah secemas itu..

Alana terus berjalan ke sisi sebelah kiri, menuju lorong yang gelap dengan ruangan kecil di sebelah kanan..di depan pintu ia menunggu duduk di sebuah bangku.

Alana melirik jam tangannya, menunjukkan pukul 14:05.

"Oke, gw gak terlambat..." Alana duduk dengan perut yang kacau balau, terakhir ia merasakan perasaan seperti ini adalah saat pengumuman kelulusan SMPnya.

Badannya menjadi dingin, ia menatap pintu yang belum terbuka, duduk-berdiri-duduk kakinya tak berhenti mengetuk lantai. Bunyi sepatu bootnya memecah keheningan lorong siang itu.

Sejenak Alana mengambil nafas, menyenderkan badannya pada tembok, ia menatap langit siang itu, sangat cerah dan panas. Seraya berdoa dalam hatinya..

"Semoga dilancarkan...semoga dilancarkan.."

Setengah jam berlalu, pintu yang ditunggunya belum jua terbuka.

Iya mulai gelisah, lalu duduk sambil memeluk kakinya.

15 menit kemudian, terbuka pintu itu.. rombongan laki-laki tua keluar beserta map dan kertas-kertas tebal di tangannya.. disusul dengan dua orang lainnya. Alana bangkit dari duduknya..

Ia melongok ke depan pintu,

Seorang laki-laki berjas hitam dan berkemeja putih, keluar dengan muka yang sudah tak bisa Alana lupakan sampai saat ini.

Laki-laki itu tersenyum.. menyunggingkan mulutnya sambil melihat Alana.

Alana dengan spontan bertanya.

"Gimana? Lulus gak? Gimana?"

Laki-laki itu hanya menahan harunya sambil tertawa.

"Luluuuuuuus doongggg...." Sambil mengambil sebatang rokok yang tak kunjung dinyalakan, ia tak bisa membohongi perasaan leganya itu.

Alana seperti ingin sekali memeluknya, benar-benar ingin memeluknya. Hingga badannya lemas tak berkutik, Alana mengurungkan niatnya dan hanya berucap "Alhamdulillah...."


"Tapi, revisi banyak nih...bantuin gw lagi yak" Pria itu menepuk pundak Alana


Alana tak menjawab, ia terlampau senang, padahal bukan dia yang sidang saat itu. Tapi rasanya seperti ia yang menerima kelulusan.

"Lu, kesini gak bawain gw apaaaaan kek gitu?"

Alana kaget, "Hah? Apaan? Gw bawa badan aja ni tadi.."

"Yeee... bawain gw milo dingin kek gitu..."


Alana tertawa. Sepertinya ia sudah gila.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

no need...to

siapa kamu? dan kenapa ? (lagi dan selalu..)

tidak semua harus diberi judul kan? #8